Kegiatan “Mural Pegangsaan”
Berikut merupakan salah satu pemberitaan kegiatan “Mural Pegangsaan”, kegiatan Mural di bawah Kolong Jembatan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat yang diselenggarakan oleh Wali Kota Jakarta Pusat dan melibatkan Fakultas Seni Rupa IKJ, khususnya Prodi Seni Rupa Murni sebagai tim produksi mural.
TV :
Berita Online :
Memposting ulang dari kompas.com :
“Mural Jembatan Pengangsaan”, Wadah Pengabdian Masyarakat IKJ di Tengah Pandemi
Kompas.com – 24/01/2021, 19:43 WIB BAGIKAN: Komentar Lihat Foto
Program Mural Jembatan Pegangsaan menjadi bagian pengabdian masyarat FSR IKJ ditandai dengan penorehan sketsa perdana di kolong Jembatan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu secara simbolis oleh (Plh) Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi dan Dekan FSR IKJ, Anindyo. (DOK. IKJ) Penulis Yohanes Enggar Harususilo | Editor Yohanes Enggar Harususilo KOMPAS.com –
Dosen dan mahasiswa Institut Kesenian Jakarta ( IKJ) melakukan pengabdian masyarakat sesuai dengan bidang keahlian seni mereka lewat program ” Mural Jembatan Pegangsaan”.
Kolong Jembatan Pegangsaan merupakan tempat yang sedang dalam masa proses penataan oleh Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi setelah sempat ditinjau Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. “Sebelumnya ini (kolong Jembatan Pengangsaan) bedeng-bedeng yang disewakan untuk pemulung.
Jadi kumuh. Kami merespon ajakan walikota Jakarta Pusat untuk mengubah lingkungan yang tadinya kumuh menjadi estetik dan fungsional,” ungkap Dekan Fakultas Seni Rupa (FSR) IKJ, Anindyo Widito (24/1/2021).
Mulainya program yang menjadi bagian pengabdian masyarat IKJ ditandai dengan penorehan sketsa perdana di kolong Jembatan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu secara simbolis oleh (Plh) Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi dan Dekan FSR IKJ, Anindyo.
Protokol kesehatan ketat
Pengerjaan Mural Pegangsaan ini nantinya, tambah Anindyo, tidak saja melibatkan dosen dan mahasiswa IKJ namun juga akan melibatkan Karang Taruna setempat. “Ini wilayah mereka dan kita mengajak mereka untuk bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Ternyata mereka merespon sangat baik. Kita akan bersama-sama membenahi kolong jembatan ini,” ujar Dekan FSR IKJ.
Secara khusus Anindyo memberikan apresiasi kepada orang muda yang masih memiliki kepedulian terhadap lingkungannya. “Selama ini orang muda dicap negatif tidak peduli lingkungan dan suka merusak seperti kegiatan vandalisme. Namun, kali ini kami menggandeng mereka untuk melakukan kegiatan yang positif,” katanya lagi.
Meski dilaksanakan di tengah pandemi, Anindyo menegaskan proses pengerjaan Mural Pegangsaan ini akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Anindyo menjelaskan dalam pengerjaan nantinya akan diawali oleh tim dosen dan mahasiswa IKJ dalam kelompok-kelompok kecil untuk membuat sketsa sebagai tahap awal. “Selanjutnya nanti dilanjutkan oleh Karang Taruna untuk ‘mengisi’ atau mewarnai. Semua dalam kelompok kecil maksimal 5 orang dan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak,” tegasnya.
Ia melanjutkan, “baru kemudian ditahap akhir atau finishing akan dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa IKJ kembali. Selain melibatkan Pemda dan Karang Taruna, program Mural Jembatan Pengangsaan juga melibatkan PT Taspen sebagai bagian dari CSR BUMN. “Kami dari BUMN ada unit CSR, tanggung jawab sosial lingkungan untuk memberdayakan lingkungan. Dalam program ini kami membantu dalam mendukung untuk penyediaan mural dan pompa air,” ujar Kuspriyani perwakilan dar PT Taspen.
Peran seni di tengah pandemi Lihat Foto
Program Mural Jembatan Pegangsaan menjadi bagian pengabdian masyarat IKJ ditandai dengan penorehan sketsa perdana di kolong Jembatan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu (24/1/2021) secara simbolis oleh (Plh) Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi dan Dekan FSR IKJ, Anindyo. (DOK. IKJ)
Mural yang rencananya akan mengambil tema ceria lewat flora dan fauna ini diharapkan menjadi kontribusi IKJ dalam melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“FSR IKJ dilibatkan membantu dan turut serta untuk menghadirkan senimannya agar memberikan sentuhan warna warni indah di kolong Jembatan Pegangsaan,” ujar Nicholas Wila Adi, Wakil Dekan Bidang Riset, Inovasi dan Pengabdian Masyarakat melalui rilis resmi.
“Diharapkan dengan terjalinnya kegiatan seperti ini dapat menjadi kesempatan para seniman mural di masa pandemi untuk tetap bisa berkarya, dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan dalam upaya memutus rantai pandemi Covid-19,” tambah Nico.
Hal senada disampaikan Anindyo terkait peran seniman di tengah pandemi. “Karya seni dan aktifitas seni dapat memberikan ruang apresiasi di sebuah lingkungan tertentu menjadi berkembang dan harapannya, dapat menjadi nilai pemahaman dan penyadaran bertambah di masyarakat,” jelasnya.
Di masa pandemi ini, ujar Anindyo, kesenian berperan sebagai agent of information. “Seperti kampanye kesadaran (awareness), pengetahuan (kognitif), sekaligus melakukan tindakan nyata dalam praktik di ruang sosial, seperti yg dilakukan di kolong Jembatan Pegangsaan ini,” ujarnya. Ia berharap program Mural Jembatan Pegangsaan yang dipantik IKJ ini akan membuat masyarakat makin terbiasa berinteraksi dengan karya seni di ruang publik sekaligus menjadi media apreasiasi masyarakat dan seniman dalam merespon kondisi ruang publik.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo