Top
  /     /   Kabar Seni Rupa IKJ

“Liminal Realities” Pameran pengajar Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain IKJ

Pembukaan pameran “Liminal Realities” sebuah group exhibition yang menampilkan karya-karya pengajar Program studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain IKJ. Pameran ini telah resmi dibuka oleh Bapak Cosmas Gozali pada hari Sabtu, 11 Januari 2025 di DGallerie, Jl. Barito I No. 3, Jakarta Selatan.

Pameran ini masih berlangsung hingga 25 Januari 2025 di DGallerie, Jl. Barito I No. 3, Jakarta Selatan (10.00-17.00 WIB).

📸 Source: Wina Luthfiya Ipnayati

🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️
Liminal Realities

Liminal Realities adalah sebuah pameran yang memadukan karya seni lukis, grafis, dan patung hasil eksplorasi kreatif para dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Pameran ini dihadirkan sebagai wadah untuk menelaah ambang batas ruang, waktu, dan kesadaran—dimensi-dimensi yang terus berinteraksi dan melahirkan narasi baru. Melalui karya-karya yang sarat refleksi, pameran ini mengajak kita untuk menjelajahi pertemuan antara realitas yang terlihat dan kemungkinan baru yang tak terbayangkan.

Liminalitas, sebuah konsep yang berasal dari filsafat dan antropologi, merujuk pada keadaan transisi di mana batas-batas tradisional menjadi kabur. Dalam seni, liminalitas menawarkan peluang bagi seniman untuk menggali pertanyaan tentang identitas, perubahan, dan koneksi. Pameran ini menampilkan bagaimana seniman—melalui permainan bentuk, tekstur, dan narasi—mampu membingkai ulang pengalaman sehari-hari menjadi sesuatu yang penuh makna. Seni lukis menghadirkan lanskap emosional yang kaya, seni grafis menggambarkan detail dan struktur yang mengundang interpretasi, sementara seni patung menawarkan perspektif fisikal dari hubungan manusia dengan alam, menciptakan dialog yang saling melengkapi.

Para seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini adalah Agoes Salim, Budi Panca Mulia Tobing, Deny Rusanto, Dolorosa Sinaga, Fachriza Jayadimansyah, Firman Lie, Guntur Wibowo, Jimmy Ivan Suhendro, Munadinanur, Supriyanto, Walid Syarthowi Basmalah, dan Wina Luthfiya Ipnayati.

Mereka tidak hanya dikenal sebagai akademisi yang membimbing generasi seniman masa depan, tetapi juga sebagai praktisi seni yang terus berinovasi. Posisi mereka sebagai pengajar sekaligus kreator menciptakan dinamika unik dalam proses berkarya, menjembatani teori dan praktik, serta tradisi dan eksperimen.

Liminal Realities mengangkat tema yang relevan di tengah perubahan sosial dan budaya yang cepat. Setiap karya dalam pameran ini menjadi refleksi atas kompleksitas dunia kontemporer, di mana identitas, ruang, dan waktu saling berinteraksi dengan cara yang tak terduga. Dengan pendekatan visual yang beragam, pameran ini menawarkan pengalaman estetis yang memancing dialog dan introspeksi.

Sebagai galeri komersial, D Gallerie berupaya untuk menjadi jembatan antara dunia seni akademik dan publik yang lebih luas. Kolaborasi dengan Prodi Seni Rupa Murni FSRD IKJ merupakan upaya untuk mendukung proses kreatif yang melampaui batas-batas institusional. Kami percaya bahwa seni tidak hanya sebagai objek estetis, tetapi juga sebagai medium untuk memahami dunia dan tempat kita di dalamnya. Melalui pameran Liminal Realities, kami berharap dapat memperkuat dialog antara seniman dan audiens, menciptakan ruang di mana refleksi dan eksplorasi menemukan tempatnya.

Keberadaan ruang liminal mencerminkan perjalanan setiap individu dalam memahami dirinya sendiri. Seperti halnya dengan para seniman yang mengolah ide-ide awal menjadi karya yang matang, setiap manusia berada dalam proses terus-menerus untuk mendefinisikan identitas dan hubungan kita dengan dunia sekitar. Dalam konteks ini, karya seni dalam pameran ini menjadi cerminan dari kondisi manusia yang selalu berada di ambang batas, selalu mencari makna.

Melalui perpaduan seni lukis, grafis, dan patung, audiens diundang untuk melihat lebih dalam bagaimana seni dapat membingkai ulang realitas sehari-hari menjadi sebuah pengalaman yang penuh makna. Sebuah lukisan yang menggambarkan lanskap urban dapat berbicara tentang alienasi sekaligus koneksi, grafis dengan detail halusnya dapat membangun narasi yang kompleks, sedangkan patung yang memanfaatkan material alam dapat memunculkan refleksi tentang keberlanjutan dan hubungan manusia dengan lingkungan. Liminal Realities bukan sekadar pameran; ini adalah ruang untuk menggali ketegangan yang membentuk dunia kita.

Pameran ini juga mencerminkan relevansi institusi seni seperti IKJ dalam membentuk ekosistem seni yang dinamis. Sebagai dosen, para seniman ini tidak hanya menciptakan karya, tetapi juga mendidik generasi baru untuk memahami seni sebagai alat refleksi dan transformasi. Kolaborasi antara dunia akademik dan galeri komersial seperti D Gallerie menunjukkan bagaimana berbagai entitas dapat bekerja sama untuk memperluas akses dan apresiasi terhadap seni rupa kontemporer Indonesia.

Kami mengundang para pemerhati seni untuk melihat lebih dekat, meluangkan waktu untuk menyelami detail setiap karya, dan membiarkan diri terlibat dalam dialog yang ditawarkan oleh pameran ini. Dengan menjelajahi Liminal Realities, Anda tidak hanya menyaksikan karya seni, tetapi juga ikut serta dalam perjalanan transformatif yang menciptakan ruang baru untuk kemungkinan dan interpretasi.

Pada akhirnya, pameran ini adalah perayaan atas kemampuan seni untuk menjembatani kesenjangan antara yang nyata dan yang potensial. Dalam setiap sapuan kuas, goresan grafis, dan setiap lengkungan bentuk patung, ada cerita yang menunggu untuk ditemukan. Kami berharap Liminal Realities tidak hanya memberikan pengalaman visual yang mendalam tetapi juga menginspirasi cara baru untuk memahami dunia dan peran kita di dalamnya.


Terima kasih kepada para dosen IKJ yang telah berbagi visi mereka melalui karya-karya ini yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Biarkan Liminal Realities menjadi pengingat bahwa seni adalah cermin dari kondisi manusia, selalu berubah, selalu mencari, dan selalu menjadi jembatan antara dimensi yang berbeda.

Mari kita rayakan seni sebagai ruang untuk memahami, berefleksi, dan bermimpi. Seni adalah perjalanan tanpa akhir—ambang batas di mana setiap orang dapat menemukan dan mendefinisikan ulang realitasnya.

Kurator
Esti Nurjadin
🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️

Sebarkan :
Daftar