Pendakian Gunung Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis
Detail Karya Mahasiswa:
Pembimbing I: Tantio Adjie, M.Sn
Pembimbing II: Asep Topan, M.Sn
Deskripsi Karya
Karya 1
Judul : Berjalan Mendaki Gunung
Ukuran : 120 x 200 cm
Media : Cat Akrilik di atas Kanvas
Tahun : 2020
Lukisan ini menceritakan bagaimana perjalanan mendaki gunung sangat menyenangkan ketika dilakukan bersama-sama. Mendaki gunung sebagai sarana untuk menyehatkan tubuh dan menyegarkan pikiran dari rutinitas kehidupan seharihari. Tumbuhan-tumbuhan alami disepanjang jalur pendakian menggambarkan suasana pendakian yang memberikan ketenangan, kedamaian dan kesejukan mata para pendaki. Langit berupa awan mega mendung sebagai bentuk kesejukan suasana disekitar pendakian yang perlahan menghilangkan rasa lelah saat mendaki.
Gedung-gedung yang dibuat serupa dengan jalur pendakian menggambarkan semakin minimnya lahan hijau di Kota Jakarta. Latar belakang pohon cemara menggambarkan bahwa manusia harus dapat bertahan hidup dalam kondisi apapun dan dimanapun. Warna cerah pada objek memiliki arti kebahagiaan, harapan dan semangat meskipun ada rasa lelah dan kendala yang dihadapi saat pendakian.
Karya 2
Judul : Membangun Tempat Istirahat
Ukuran : 120 x 200 cm
Media : Cat Akrilik di atas Kanvas
Tahun : 2020
Lukisan ini menceritakan tentang gotong royong membangun tempat istirahat saat pendakian. Saat membangun tenda yang besar tentunya tidak bisa sendiri, perlu kerja sama tim untuk membangunnya. Kerjasama dan kepekaan satu sama lain memiliki pengaruh besar dalam membangun tempat istirahat. Aktivitas membangun tenda, memasak makanan, merapikan tempat istirahat, dan memasang pasak merupakan bentuk kerjasama dan kekompakan untuk mencapai tujuan kenyamanan saat berisitrahat. Gedung-gedung pencakar langit menyimbolkan sebuah tempat yang memberi kenyamanan didalamnya namun memiliki dampak yang buruk dengan tersisihnya ruang terbuka hijau di kota Jakarta. Latar belakang dengan langit motif awan mega mendung melambangkan kesejukan lingkungan disekitar pendakian dan juga emosional dalam diri manusia saat pendakian.
Tumbuhan lidah mertua di bagian kiri depan menyimbolkan bahwa manusia harus bisa membuat perubahan positif dalam hidup untuk dirinya dan juga orang lain. Tumbuhan pakis yang menggulung dari dalam hingga keluar pada bagian kiri depan lukisan menyimbolkan kehidupan manusia dimana harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengenal pribadi orang lain agar tetap terjaga keharmonisan satu sama lain. Tumbuhan sirih gading menyimbolkan kekuatan dalam keterbatasan saat pendakian gunung. Tumbahan lidah buaya pada bagian kanan depan menyimbolkan bahwa manusia harus bekerja keras untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai saat pendakian dan juga saat situasi apapun. Tumbuhan kelapa sebagai bentuk visualisasi keseimbangan dan menyimbolkan bahwa manusia harus bisa berguna untuk kehidupan dengan karakternya masing-masing.
Karya 3
Judul : Membersihkan Sampah
Ukuran : 120 x 200 cm
Media : Cat Akrilik di atas Kanvas
Tahun : 2020
Lukisan ini menceritakan pendaki yang sedang membersihkan sampah dijalur pendakian. Perilaku ini tentunya untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari dan dapat selalu dinikmati dengan harapan bahwa menjaga lingkungan dapat menjadi suatu kebiasaan yang terbawa kapanpun dan dimanapun, tidak hanya dihutan tetapi juga bisa jadi kebiasaan di Kota. Gedung-gedung sebagai bentuk visual dari lingkungan kota yang sering kali disekitarnya banyak sekali sampahsampah akibat tidak sedikit masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan memiliki dampak buruk pada lingkungan. Tumbuhan kamboja pada sudut kiri atas menyimbolkan keindahan dan pengabdian dalam kehidupan yang positif. Tumbuhan tanduk rusa menyimbolkan kerjasama antar makhluk hidup, yang menggambarkan bahwa kegiatan membersihkan sampah akan terasa ringan jika dikerjakan bersama sama dan saling mengingatkan satu sama lain akan pentingnya menjaga lingkungan. Tumbuhan jati di sudut kanan atas menyimbolkan kekuatan yang besar, dimulai dari hal kecil membersihkan sampah akan memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan. Tumbuhan kantong semar pada bagian kanan depan menyimbolkan kesabaran dalam mengambil keputusan agar dapat bertahan hidup dalam kondisi apapun dan dimana pun. Tumbuhan raflesia arnoldi sebagai identitas kerusakan pada lingkungan seperti sampah plastik yang sedikit demi sedikit menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang cukup serius.
Tumbuhan bunga bangkai sebagai identitas makhluk hidup yang berbeda dari yang lain, artinya bahwa jika kegiatan membersihkan sampah belum bisa dilakukan bersama-sama tetap lakukanlah sendiri, sampai orang lain sadar hal yang dilakukan itu akan menjadi besar dan bermanfaat. Tanaman pepaya menyimbolkan penerus atau anak yang memiliki arti kegiatan ini baiknya kita ajarkan pada generasi muda yang baru mengenal pendakian gunung agar generasi selanjutnya bukan hanya bisa menikmati tapi juga menjaga kelestarian lingkungan agar terus bisa dinikmati. Latar belakang pohon cemara meyimbolkan bertahan hidup, artinya bahwa manusia perlu menjaga dan melestarikan lingkungan agar dapat bertahan hidup. Tumbuhan keladi red star di bagian kiri depan bawah melambangkan kehidupan, seperti hati atau jantung, artinya bahwa sama halnya dengan jantung yaitu alam menjadi sumber utama kelangsungan hidup bagi seluruh makhluk hidup.
Karya 4
Judul : Menikmati Keindahan Puncak Gunung
Ukuran : 120 x 200 cm
Media : Cat Akrilik di atas Kanvas
Tahun : 2020
Lukisan ini menceritakan rasa sabar dan bersyukur telah sampai dipuncak gunung setelah melewati perjalanan panjang dan melelahkan. Suasana yang hanya bisa ditemui saat dipuncak gunung membuat semangat dalam diri kembali terisi. Sebanyak apapun kendala yang dihadapi pasti akan berhasil dilewati dengan selalu berusaha. Usaha tidak akan menghianati hasil.
Latar belakang langit dengan awan mega mendung yang menyelimuti gunung sebagai bentuk visualisasi kesejukan yang menyelimuti para pendaki saat mencapai puncak gunung. Tumbuhan pohon cemara, gedung-gedung dan bukit-bukit pada bagian tengah lukisan sebagai identitas bahwa dalam menjalani hidup yang penuh dengan lika-liku dan rutinitas perkotaan, manusia harus dapat terus bertahan hidup. Tumbuhan pohon Cantigi pada sisi kanan dan kiri bawah lukisan sebagai identitas keteguhan dan kekokoha hidup, artinya bahwa manusia dalam hidup harus tetap berdiri kokoh dan tidak mudah menyerah meski kehidupan yang dijalani terasa sulit. Tumbuhan Edelweis pada bagian kanan depan menyimbolkan keabadian yang memberikan kesan pengingat bahwa kehidupan yang abadi adalah kehidupan yang penuh dengan rasa syukur, untuk mencapai keabadian yang indah tersebut dibutuhkan pengorbanan dan kesungguhan dalam menjalani hidup sama halnya dengan untuk mencapai keindahan puncak gunung dibutuhkan pengorbanan yang dilewati saat berjalan menuju puncak gunung. Tumbuhan Verbena pada bagian kiri depan melambangkan keindahan yang dapat merusak, seperti halnya para pendaki merupakan salah satu keindahan yang diciptakan Tuhan namun para pendaki juga tak jarang merusak lingkungan.
Karya 5
Judul : Berjalan Menuruni Gunung
Ukuran : 120 x 200 cm
Media : Cat Akrilik di atas Kanvas
Tahun : 2020
Lukisan ini menceritakan sebuah perjalanan menuruni gunung bersama-sama. Mendaki tidak hanya sekedar berjalan untuk mencapai puncak gunung bersama. Saat turun gunung juga harus bersama-sama tanpa ada yang tertinggal satu anggotapun, saling menjaga dan mengingatkan tentunya sangat berarti agar pendakian gunung benar bener berhasil. Dalam pendakian, berhasil tidak selalu dinilai melalui puncak, namun pendakian yang berhasil yaitu pendakian yang berangkat bersama-sama dan pulang juga bersama-sama. Latar belakang pohon cemara sebagai identitas kemampuan bertahan hidup para pendaki dalam pendakian gunung. Figur pendaki menuruni gunung melalui gedung-gedung sebagai identitas jalur pendakian menuruni gunung memberi kesan para pendaki telah siap untuk kembali pada rutinitas kehidupan perkotaan dengan semangat yang lebih besar serta lebih memaknai kehidupan sosial bermasyarakat. Langit bermotif awan mega mendung menyimbolkan kesejukan cuaca, mengartikan juga rasa sejuk dan emosional diri yang lebih dapat dikendalikan lagi di dalam diri pendaki setelah melakukan pendakian gunung.
Tumbuhan-tumbuhan alami di bagian kanan dan kiri yang berada mengapit jalur pendakian sebagai bentuk visualisasi keseimbangan dan keharmonisan hidup, yang artinya bahwa dalam menjalani rutinitas kehidupan harus seimbang antara mengolah raga dan mengolah jiwa melalui pendakian gunung agar tercipta keharmonisan dan keselarasan dalam menjalani kehidupan.
Karya 6
Judul : Evaluasi
Ukuran : 120 x 200 cm
Media : Cat Akrilik di atas Kanvas
Tahun : 2020
Lukisan ini menceritakan para pendaki gunung sedang melakukan evaluasi setelah selesai melakukan pendakian gunung bersama-sama. Kegiatan evaluasi sangat penting yang berfungsi untuk mengukur bagaimana kelancaran kegiatan saat pendakian. Dari evaluasi para pendaki bisa belajar tentang keterbukaan satu sama lain atau belajar saling menghargai satu sama lain. Jika ada kekurangan pada saat pendakian tentunnya akan dijadikaan pelajaran untuk pendakian gunung selanjutnya. Pentingnya evaluasi juga nantinya akan sangat berdampak untuk diri sendiri tentunya dan orang lain pula, karena dari setiap kekurangan yang didapat pastinya akan membuat pendaki lebih waspada dan berusaha agar tidak mengulangi kekurangannya kembali. Saling bertukar pengalaman juga berguna untuk memperkuat kepekaan saat sedang melakukkan pendakian gunung selanjutnya. Barisan para pendaki yang melingkar melambangkan sebuah diskusi atau koordinasi satu sama lain yang saling terkait.
Dalam evaluasi tidak lupa membawa atau memasang bendera kebangsaan Indonesia dan bendera sebuah organisasi pecinta alam , sebagai sebuah identitas para pendaki yang jelas. Tumbuh-tumbuhan alami yang tumbuh disekitaran tempat evaluasi melambangkan keberagaman yang sangat luas. Tumbuhan beringin melambangkan sebuah naungan kehidupan yang saling mengayomi dan tidak bersifat individualis serta menyatukan segala perbedaan. Tanaman telang dan putri malu menyimbolkan sebuah manusia yang harus bermanfaat bagi setiap makhluk hidup lainnya. Tumbuhan cemara dan awan menyimbolkan sebuah ketegaran jiwa dan kebebasan dalam berfikir. Evaluasi banyak mengajarkan berdiskusi mencari sebuah pemecahan atau solusi dari setiap permasalahan atau kekurangan.