FAKULTAS SENI RUPA IKJ GELAR SEMINAR DARING “PEREMPUAN TANGGUH DAN KETAHANAN BUDAYA”
Memaknai kembali Hari Kartini 21 April 2021, Fakultas Seni Rupa IKJ (FSR IKJ), mengadakan acara seminar daring dengan tema “Perempuan Tangguh dan Ketahanan Budaya” yang akan dilaksanakan pada 21 dan 22 April 2021. Pada seminar daring tersebut FSR IKJ menghadirkan narasumber yang merupakan tokoh-tokoh perempuan FSR yang IKJ yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan seni rupa sekaligus dalam lingkungan masyarakat.
Dekan FSR IKJ, Anindyo Widito, M.Sn menjelaskan tema yang diangkat pada seminar, “Mengapa Perempuan harus Tangguh?, “Tangguh” memiliki makna “kekuatan; keuletan; kekukuhan” dalam konteks ini maka perempuan-perempuan “Tangguh” yaitu para Dosen FSR IKJ memiliki peran ganda yaitu sebagai pendidik sekaligus juga praktisi seni, sebagai periset, penulis, dan melakukan pengabdian kepada masyarakat”, jelas Anindyo.
Sejak berdiri pada 1970, peran perempuan dalam perkembangan pendidikan terbilang signifikan, terbukti dari beberapa pembukaan program studi yang “dibidani” perempuan perupa, misalnya peran keramikus kontemporer Hildawati Soemantri dan Ananda Moersid dalam mendirikan studio Kriya, Naning Adiwoso berperan dalam membangun Desain Interior, lalu Dolorosa SInaga, Astari Rasjid dan Tris Neddy Santo dalam mempelopori lahirnya program setudi produk-Mode Busana. Jumlah pemimpin (Dekan Fakultas) dalam 7 (tujuh periode) berturut-turut juga dipegang oleh perempuan. Melalui kepemimpinan tersebut telah lahir generasi muda yang sangat potensial dibidangnya.
FSR IKJ meyakini bahwa perkembangan seni budaya di tanah air tak dapat dipisahkan dari para lulusan perguruan tinggi, melalui sinergitas antara berbagai pemangku kepentingan “arah peradaban bangsa” menjadi sangat kuat. Salah satu pilar pendukung adalah pendidik yang berkualitas, yang ditunjukkan melalui kesadaran meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bercermin pada akar sejarah pendrian LPKJ, era 1970-an yaitu berbasis semangat “Sanggar” maka saat ini capaian keberhasilan jenjang “akademis” menjadi saalah satu tolak ukur keberhasilan pengelolaan Perguruan Tinggi.
Ketua Pelaksana Seminar daring Perempuan-Perempuan Tangguh FSR IKJ, Ehwan Kurniawan, M.Sn menjelaskan, “Di balik eksistensi FSR IKJ yang sudah melewati tahun emas di usia 51 tahun, terdapat peran “Perempuan-perempuan Tangguh” yang akan berbagi pengalaman mewujudkan ketahanan budaya yang menjadi peran “perupa – pendidik”. Mereka para Srikandi-srikandi Tangguh penjaga “pintu gerbang” moral dan kualitas pendidikan, yang akan berbicara tentang berbagai fenomena seni budaya yang sangat menarik”, jelas Ehwan Kurniawan.
Pembicara Perempuan-Perempuan Tangguh FSR IKJ diantaranya:
- Indah Tjahjawulan, M.Sn. Tema: Perempuan ‘Indonesia’ Sebagai Obyek Tontonan di Pameran Kolonial
- Lucky Wijayanti, M.Sn. Tema: Perempuan Sasak Dalam Ekspresi Visual (Perempuan Sebagai Penyangga Keluarga, Penjaga Tradisi, dan Pelaku Seni)
- Kandidat Dr. Adlien Fadila, M.Ds. Tema: Eksistensi Perempuan Pembatik Rifaiyah sebagai Representasi Budaya & Identitas Masyarakat Rifa’iyah Desa Kalipucang Wetan-Batang
Yang nantinya menjadi pembicara pada Rabu, 21 April 2021, via Zoom, Waktu: 15.00-17.30 WIB. Kemudian, dilanjutkan sesi berikutnya pada Kamis, 22 April 2021, via Zoom, Waktu: 15.30-17.30 WIB dengan pembicara :
- Citra Smara Dewi, M.Si. Tema: Museum Seni dan Identitas Nasional
- Dra. Ika Yuni Purnama, M.Hum. Tema: Koleksi Benda Seni Istana Kepresidenan Yogyakarta dan Nilai Pendidikan Seni
- Kandidat Dr. Sri Fariyanti Pane, M.Sn. Tema: Karakteristik Hunian Instansi masa Kolonial
Eksistensi “Perempuan Tangguh” FSR IKJ tak lepas dari “Sulutan api semangat Kartini”. Melalui surat-surat Stella Zeehandelaar yang ditulis tanggal 25 Mei 1899, Kartini menuliskan bagaimana peran pendidikan bagi kaum perempuan masa itu sangat penting dalam melakukan perubahan. Pendidikan sangat penting bagi perempuan Indonesia untuk maju bersama membangun bangsa sekaligus memperdayakan kesejahteraan rakyat yang tertindas, untuk mewujudkan impian tersebut Kartini kemudian mendirikan sekolah khusus untuk para perempuan.
Selamat Hari Kartini bagi seluruh “Perempuan Tangguh”.