Pra Focus Group Discussion (FGD) “Diskusi Preservasi dan Restorasi”
Bidang Satuan Kerja Sama dan Komunikasi Fakultas Seni Rupa IKJ mengadakan Pra Focus Group Discussion (FGD) “Diskusi Preservasi dan Restorasi” pada Kamis, (24/06) 2021 secara daring. Narasumber FGD oleh Gadis Fitriana, MA. dan Dyah Ayu Pangestuti, S.Sn. yang merupakan alumni Prodi Seni Rupa Murni yang telah menajadi pendidikan lanjutan tentang preservasi dan restorasi benda budaya.
Pra FGD “Diskusi Preservasi dan Restorasi” ini adalah diskusi awal dari pengembangan studi di Prodi Seni Rupa Murni terkait restorasi benda budaya. Pada FGD tersebut Gadis Fitriana, MA. memberikan paparannya tentang “Perawatan dan Pengelolaan Koleksi Seni Rupa Sebagai Bidang Ilmu dan Profesi- Apa, Siapa dan Bagaimana?” yang menjelaskan cakupan dari konservasi dan restorasi.
Gadis Fitriana, MA memaparkan, Konservasi mencakup kegiatan menjaga, merawat, memperbaiki dan melestarikan benda seni dan budaya yang terdapat dalam sebuah koleksi. Konservator adalah seorang yang melakukan bekerja dan bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan konservasi, ruang lingkup kerja konservasi dibutuhkan disingkat dengan GLArM yaitu Galleries, Libraries, Archives, Museum. Sedangkan, Dyah Ayu Pangestuti, S.Sn. memberikan pemaparan tentang “Sistem Pendidikan Konservasi di Jepang”.
Dalam kegiatan konservasi juga diperlukan keahlian dan keterampilan yaitu pengetahuan material, bahan dan teknik produksi; sejarah seni dan budaya yang relevan, keterampilan tangan, MIPA (kimia organik/anorganik, fisika, biologi) dan manajemen. Konservator memiliki peran penting dalam mengelola benda-benda seni atau budaya karena perannya yang sama pentingnya dengan kurator seni.
Konservasi sendiri memiliki banyak klasifikasi karena menggabungkan antara ilmu seni dan sains, konservator harus bisa melihat jenis kerusakan yang terjadi pada sebuah karya apakah proses penuaan dari karya tersebut atau kekuatan fisik pada karya. Selain itu, ada hal yang perlu diperhatikan juga saat merestorasi karena akan ada pertimbangan jika sebuah karya di restorasi seperti nilai sisi sejarah, komposisi karya, integritas struktur karya.
Sementara itu, Dyah Ayu Pangestuti, S.Sn. memaparkan Sistem Pendidikan Konservasi di Jepang yang sedang dijalaninya saat ini. Sistem pendidikan konservasi di Jepang memiliki perbedaan dengan yang dijalani oleh Gadis Fitriana, MA yang telah menjalani pendidikan konservasi di University of Melbourne, Centre for Cultural Materials Conservation. Sistem konverasi di Jepang sendiri mencakup studio konservasi, Lab konservasi dan Preventive konservasi yang bekerjasama dengan Institut Riseta Nasional dan Museum Nasional Tokyo.
Konservasi studio di Jepang sendiri bidang penelitiannya didirikan untuk berkontribusi pada konservasi aset budaya yang mendorong spesialisasi dalam teknik serta penelitian konservasi dan restorasi aset budaya. Prospek setelah lulus adalah Universitas, lembaga pendidikan, studio restorasi, museum dan galeri seni, lembaga publik, lembaga penelitian, perusahaan penerbitan dan biro iklan.
Studinya terdiri dari; Japanese Painting,Oil Painting,Sclupture, Crafts, Buildings dan Districts. Uniknya di Jepang Japanese Painting berdiri sendiri dibandingkan Oil Painting karena Japanese Painting ada nilai filosofisnya ada beberapa langkah secara tradisional yang harus dilakukan sebelum bisa memulai konservasi, di Indonesia sendiri serupa dengan konvervasi keris ada langkah-langkah yang menghargai benda seni. “Dalam konservasi suatu objek tidak hanya soal seni, sains, ilmu tapi ada budaya yang menjadi pertimbangan dan ini menjadi referensi untuk mengembangkannya di Indonesia”, papar Dyah Ayu Pangestuti, S.Sn.
FGD “Diskusi Preservasi dan Restorasi” dihadiri oleh Ehwan Kurniawan, M.Sn. (Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FSR IKJ), Nicholas Wila Adi, M.Sn. (Wakil Dekan III Bidang Riset, Inovasi dan PKM FSR IKJ), Dr. Citra Smara Dewi, S.Sn., M.Si. (Ka. Satuan Penerbitan FSR IKJ), Jimmy Ivan Suhendro, M.Sn. (Kaprodi Seni Rupa Murni FSR IKJ IKJ), Walid Syarthowi Basmalah, M.Sn. (Sekprodi Seni Rupa Murni FSR IKJ), Firman Lie, M.Sn (dosen Seni Rupa Murni) serta Oky Arfie, S.Sn (Ka. Satuan Kerja Sama dan Komunikasi FSR IKJ) yang menjadi moderator FGD.